1. Penilaian Kondisi
Medik harus terlebih dahulu menilai kondisi apakah mungkin untuk melakukan pertolongan pertama.
Jika tidak memungkinkan, korban harus dievakuasi ke tempat yang memungkinkan.
Kondisi yang cukup ideal untuk melakukan PP yaitu mudah memperoleh air, listrik, dan suhunya seperti suhu ruangan.
Jika memungkinkan dalam ruangan.
—————————————————————————————————
2. Penilaian Dini
Medik menilai kesadaran, nafas, dan nadi korban yang merupakan tanda vital.
a. Kesadaran
Kesadaran dibagi menjadi 3 yaitu
1. Awas
Kondisi awas jika korban diberikan respon suara masih memberikan feedback dengan memberikan pandangan ke orang yang memanggil.
2. Respon Suara
Kondisi ini, jika korban diberikan respon suara masih memberikan feedback berupa suara juga.
3. Nyeri
Kondisi ini korban tidak lagi merespon respon suara, untuk memberikan respon dengan dicubit atau ditampar kecil.
4. Tak Sadar
Kondisi ini tidak ada feedback untuk semua rangsangan yang diberikan, karena itu harus segera diamankan.
Jika terjadi kondisi setengah sadar, segera lakukan penyadaran dengan menekan ulu hati.
Ulu hati terletak dua jari dibawah pertemuan rusuk paling bawah.
Cara lain dapat dilakukan dengan menekan sela-sela antara jempol dan jari telunjuk.
b. nafas
untuk memeriksan nafas dapat dilakukan dengan jari. Jika pada kondisi udara yang dingin sehingga tidak dapat merasakan hembusan nafas maka menggunakan tiga indera.
Yaitu memiringkan kepala dan letakkan diatas muka korban beberapa jari diatasnya dan mata tertuju pada dada korban.
Indera yang digunakan adalah telinga untuk mendengarkan hembusan nafas korban, pipi untuk merasakan hembusanya, mata untuk melihat dada yang naik turun karena mangambil nafas.
Jika ternyata korban tidak ada nafasnya langkah yang mesti dilakukan
1. Buka saluran pernafasan yaitu dengan meniggikan dagu korban
2. Buka mulut korban untuk mengecek ada tidak benda yang menyumbat saluran pernafasan
3. nafas buatan jika cara 1, 2 belum berhasil. Pernafasan buatan dapat dilakukan di mulut maupun di hidung jika di mulut tidak memungkinkan.
Pernafasan buatan dapat dilakukan secara langsung maupun dengan media tertentu. Langsung dengan kondisi mulut menutupi mulut korban agar tidak ada udara yang keluar.
Nafas buatan tak langsung dengan menggunakan media kertas yang dibentuk seperti tabung kemudian dimasukkan ke mulut korban dan kita meniupnya dari ujung yang lain.
Siklus nafas buatan adalah dua kali hembusan nafas dalam. nafas dalam adalah nafas yang kita hebuskan sampai serasa tidak ada udara yang bisa dikeluarkan lagi.
Hembusan pertama dilakukan kemudian mulut korban ditutup agar udara tidak keluar kemudian dilakukan dengan hembusan kedua dan setelah itu dibuka mulut korban.
Nafas buatan dilakukan untuk memberikan beda tekanan antara paru-paru korban dengan udara sekitar.
Jika korban tidak bernafas lebih dari 1 menit korban dapat mengalami kelumpuhan, jika lebih dari 8 menit dapat mengakibatkan kematian.
c. Nadi
Nadi dapat dirasakan pada leher sebelah kanan dan kiri, pergelangan tangan kanan dan kiri, serta kaki sebelah kana dan kiri.
Jika nadi tidak ada maka korban tidak ada nafas tetapi bukan berarti tidak ada nafas tidak ada denyut nadi.
Denyut nadi ada dua yaitu denyut nadi lemah dan kuat.
Jika korban tidak ada denyut nadi maka perlu dilakukan RJP (resusistansi jantung paru-paru).
RJP dilakukan pada dua atau tiga jari diatas pertemuan tulang rusuk paling bawah.
RJP menggunakan berat badan bukan menggunakan tekanan atau dorongan tangan.
Siklus RJP adalah lima belas kali jika dilakukan hanya RPJ namun jika dengan memberikan nafas buatan maka hanya lima kali kemudian diselingi pemberian nafas buatan.
————————————————————————————————-
3. Penilaian Fisik
1. Cek dari ujung kepala sampai ujung kaki apakah ada yang berubah bentuknya.
2. Cek adakah luka pada korban
Jika ternyata ada luka maka tutup luka korban.
Jika sulit untuk menghentikan aliran darah, maka tekan pada luka yang mengeluarkan darah.
Jika anggota gerak yang luka, dapat ditinggikan diatas jantung.
Jika ternyata masih tidak dapat berhenti, tekan titik nadi.
Jika luka pada kepala, langsung perban kepala.
3. Cek apakah korban merasa nyeri jika anggota tubuhnya dipegang atau ditekan.
Jika ada kemungkinan ada patah tulang atau luka dalam.
Jika patah tulang cukup korban untuk tidak terlalu banyak menggerakan bagian tersebut atau dengan memberikan scaple.
4. cek adakah bengkak pada tubuh korban. Jika ada segera oleskan krim yang cepat membekukan darah jika luka dalam.
karena ditakutkan ada pendarahan didalam.
———————————————————————————————–
4. Pembuatan kartu riwayat
yang perlu dimasukkan dalam kartu riwayat adalah:
1. obat-obatan yang dipakai dalam kurun waktu seminggu terakhir
2. makanan dan minuman yang dimakan dalam kurun waktu sehari terakhir
3. Penyakit yang diderita atau yang mungkin kambuh
4. Alergi baik terhadap obat maupun makanan
5. Kronologis kejadian
————————————————————————————————
5. Pemeriksaan berkala
1. cek 3 tanda vital
2. cek suhu tubuh
3. cek kondisi tubuh
4. Apakah muncul keringat dingin
5. cek apakah nafas normal (nafas normal 15-75 nafas/menit)
6. Cek apakah nadi normal (80-150/menit)
————————————————————————————————
6. Pelaporan
1. Tindakan pertama yang telah dilakukan oleh medik kepada korban